Title : Not A Love Story
Author : Morimoto Annisa XD
Casts : Hey! Say! JUMP’s Morimoto Ryutaro, AKB48’s Manami Oku, Morimoto Shintaro
Genre : General
Rating : T (Very safe)
Length : ± 1777 words
Disclaimer : I just own the story. The casts are belongs to theirselves.
A/N : Ide cerita fanfic ini terilhami gara-gara berita ini. Meskipun masih belum jelas faktanya apakah mereka bener-bener bakal sekelas di Horikoshi atau enggak (mari kita tunggu sampai bulan April tiba). Tapi kalau mereka beneran bakal sekelas, uwaaaa, I will be RyuuMaa shipper officially =] *digampar fansu-nya Ryuu & Maa-chan* PISSU~! \^o^/
* * *
Not a Love Story
“Kalau begitu, bertambah satu lagi anggota Hey! Say! JUMP di Horikoshi, eh?”
Ryutaro tertawa. Dirinya kini sedang berada di ruang kepala sekolah Horikoshi untuk survey – yah, anggap saja begitu – sekolah yang akan ia masuki saat bulan April nanti. Walaupun selain Horikoshi, Ryutaro masih mempunyai pilihan beberapa sekolah lagi yang sedang dipertimbangkannya.
“Yabu, Yaotome, Arioka, Nakajima, Yamada, dan Chinen telah dikenal sebagai siswa-siswa yang selalu berperilaku baik. Kau harus mengikuti jejak mereka, atau paling tidak, jangan menghancurkan imej mereka selama ini dengan perilakumu.”
Ryutaro terdiam. Menghitung sesuatu. Sepertinya ada yang kurang. Ada yang belum disebutkan.
Seakan mengerti alasan Ryutaro yag tiba-tiba terdiam, kepala sekolah itu menyambung ucapannya, “Yah, kalau tentang Takaki, kita tidak usah membicarakannya. Kau pasti mengerti maksudku kan?”
Ryutaro tersenyum tipis. Ia sangat paham soal itu. Setelah basa-basi sebentar, ia pamit untuk pulang.
* * *
Ryutaro berjalan menyusuri lorong Horikoshi Gakuen yang panjang. Suasana sangat sepi, tentu saja, sebab saat itu sedang hari libur. Ryutaro memandang lurus ke depan. Matanya menangkap sosok seorang gadis yang tampak kebingungan, seperti sedang mencari sesuatu.
“Masa bodo lah,” pikirnya tak acuh.
Ryutaro meneruskan langkahnya sambil memandangi bangunan Horikoshi yang sangat megah dan luas. Sampai ia menyadari bahwa ia semakin mendekati gadis yang tengah kebingungan tadi. Tanpa sadar, matanya mulai memerhatikan gadis itu. Tampaknya gadis itu seumuran dengannya. Tubuh gadis itu lebih pendek daripada Ryutaro, tentu saja. Kulitnya putih. Matanya bulat besar. Wajahnya kebarat-baratan, khas seorang gadis blasteran. Rambut kecoklatannya panjang sepunggung, agak ikal di bagian bawahnya. Apabila disingkat dalam tiga kata, deskripsi yang tepat untuk gadis itu adalah : seperti boneka Barbie. Ryutaro berpikir sebentar. Ia merasa familiar dengan wajah gadis itu. Ia yakin kalau ia pernah melihat gadis itu sebelumnya, tapi dimana ya?
Ryutaro masih asyik berpikir saat gadis itu menatap heran ke arahnya. Mungkin ia merasa diperhatikan sejak tadi.
“Anoo…”
Ryutaro tersentak saat mendengar suara gadis di depannya ini.
“Eh? Hai?” jawabnya terkejut. “Kau berbicara padaku?”
Gadis itu mengangguk. “Anoo, ruang kepala sekolah dimana ya?” tanyanya.
“Oh. Disana. Dari sini lurus saja, lalu belok kiri. Letaknya ada di ujung lorong, sebelah kanan,” jelas Ryutaro.
“Ah. Wakarimashita. Arigatou gozaimashita,” gadis itu berkata sambil sedikit membungkukkan badannya.
“Douitashimashite.” Ryutaro ikut membungkukkan badan.
Kemudian ia berbalik dan meneruskan langkahnya setelah gadis itu pergi menjauh. Ryutaro masih berpikir, “Siapa ya dia?” gumamnya.
* * *
Ryutaro sedang duduk santai di atas tempat tidurnya. Tangan kanannya yang memegang remote TV sibuk memencet-mencet tombol yang ada disana. Mengganti-ganti channel. Tiba-tiba seorang tamu tak diundang datang, membuka pintu kamarnya.
“Nii-chan?”
“Mau apa kau kesini, Shin?” tanya Ryutaro sedikit ketus. Adalah kejadian yang sangat biasa apabila Shintaro datang saat Ryutaro sedang asyik menonton TV.
“Aku cuma mau mengembalikan manga milikmu kok,” jawab Shin sambil menuju lemari buku besar di kamar Ryutaro dan meletakkan manga disana.
“Sudah keluar sana!” usir Ryutaro.
Shintaro tidak menuruti perintah kakaknya. Ia malah duduk dengan sangtainya di pinggir tempat tidur Ryutaro. Tangannya dengan cepat merebut remote TV dari tangan Ryutaro.
Ryutaro membiarkan adiknya mengganti channel TV. Ia sedang tidak mood untuk bertengkar. Tanpa sengaja matanya tertumbuk pada layar televisi yang sedang menayangkan sebuah PV milik girlband AKB48. Ryutaro melihat gadis yang menanyakan ruang kepala sekolah di Horikoshi tadi siang disana.
“Ternyata gadis itu salah satu anggota AKB48. Pantas aku tidak asing dengan wajahnya,” pikir Ryutaro.
Ryutaro yang penasaran, nekat bertanya kepada adiknya. “Hei Shin. Apa kau kenal dengan gadis itu?”
“Eh? Yang mana?”
“Itu, yang rambutnya coklat panjang, matanya besar, seperti boneka Barbie,” jelas Ryutaro.
“Tidak, aku tidak hafal dengan nama anggota AKB48. Habis banyak sekali sih,” jawab Shin sambil memperhatikan gadis yang ditunjuk oleh Ryutaro tadi. “Memangnya kenapa? Nii-han naksir ya?” godanya.
“Tidak! Siapa bilang? Dasar anak kecil, tahu apa kau? Sudah sana keluar! Aku mau tidur!” usir Ryutaro sambil memaksa Shin keluar dari kamarnya.
Sepeninggal Shin, Ryutaro yang masih penasaran mengambil laptopya (emangnya dia punya? lol) di meja belajar. Tak lama kemudian ia sudah asyik mencari tahu tentang gadis itu di website AKB48. (wah kok tau aja ya dia? – iyalah, wong barusan googling dulu – XD)
Akhirnya ia mendapatkan satu nama. Manami Oku.
“Oh, jadi itu namanya?” gumamnya.
Ryutaro masih asyik berseluncur di dunia maya sampai akhirnya ia menemukan pesan Manami yang berisi tentang rencana pengunduran dirinya dari AKB48.
“Eeh? Dia ingin keluar dari AKB48? Kenapa? Eh tunggu. Kalau ia keluar dari AKB48, apa ia masih bisa bersekolah di Horikoshi? Lalu untuk apa tadi dia ingin menemui kepala sekolah?” Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Ryutaro.
* * *
Ryutaro menendang kerikil kecil di dekat kakinya dengan pelan. JUMP sedang tidak ada kegiatan untuk hari ini. Jadi ia hanya pergi ke sekolah di pagi hari dan mempunyai waktu luang untuk berjalan-jalan di sore hari sepulang sekolah. Ryutaro sengaja memilih jalan yang agak jauh dan memutar untuk sampai ke rumahnya. Sudah lama ia tidak memiliki waktu luang untuk bersantai seperti ini. Saat melewati taman bermain yang anehnya sangat sepi, Ryutaro menghentikan langkahnya. Matanya menangkap sosok seorang gadis yang sedang duduk di ayunan. Gadis itu, adalah gadis yang ditemuinya di Horikoshi Gakuen tempo hari. Manami Oku.
Entah angin apa yang menggerakkan kakinya, tiba-tiba saja ia sudah berdiri di hadapan gadis itu. Gadis itu kini mengangkat kepalanya yang semula menunduk ke bawah.
“Eh? Kau? Kok ada disini?” tanya Manami bingung.
“Sekolahku ada di sekitar wilayah ini. Justru seharusnya aku yang tanya, kenapa kau ada disini? Sedang apa?” Ryutaro balik bertanya.
“Aku hanya berjalan-jalan. Lalu tiba-tiba aku ingin main ayunan, jadi berhenti sebentar disini.” jawab Manami sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya.
Ryutaro terdiam, bingung untuk melanjutkan percakapan. Tidak biasanya ia berbicara berdua saja dengan seorang gadis, apalagi di tempat yang sepi seperti ini. Tapi Ryutaro bisa tenang, karena ia tidak perlu takut ada paparazzi ataupun fans yang memergokinya sedang bersama salah satu anggota AKB48 disini. Kalau ada yang melihat mereka berdua lalu menyebarkan gossip yang tidak benar, apa kata Johnny-san nanti?
“Ngomong-ngomong, kita belum berkenalan secara resmi. Hajimemashite, atashi wa Manami Oku desu,” kata Manami memperkenalkan diri.
“Ah, iya. Hajimemashite, boku wa…”
Belum sempat Ryutaro menyebutkan namanya, gadis di hadapannya telah melanjutkan kalimatnya, “Morimoto Ryutaro. Anggota termuda di Hey! Say! JUMP. Ne?”
Mata Ryutaro membesar, kaget. “Kau tahu siapa aku?”
“Tentu saja, siapa yang tak mengenalmu?” balas Manami dengan nada seolah mengejek.
“Seseorang di luar sana mungkin, siapa tahu? Aku tidak se-terkenal itu,” kata Ryutaro merendah.
Hening sebentar. Keduanya sama-sama diam.
“Kau ingin bersekolah Horikoshi ya?” celetuk Manami tiba-tiba.
“Ne, mungkin. Horikoshi salah satu pilihanku. Tapi aku masih memertimbangkan sekolah lain. Kau sendiri?”
“Tadinya sih begitu…” Manami menggantungkan kalimatnya. “Tapi karena aku memutuskan untuk keluar dari AKB48, mungkin aku tidak jadi sekolah disana.”
“EEH? Doushite?” Ryutaro terkejut. Ia sudah tahu Manami ingin mengundurkan diri dari AKB48. Tapi kalau Manami tidak jadi bersekolah di Horikoshi, itu adalah kabar yang baru baginya.
“Kalau aku keluar dari AKB48, statusku bukan selebritis lagi, bukan?"
“Lalu kenapa kau ingin mengundurkan diri dari AKB48?” tanya Ryutaro ingin tahu. Sekejap kemudian ia sadar kalau pertanyaannya sangat tidak sopan, namun sudah terlambat untuk menarik kata-katanya.
“Sebenarnya sudah lama aku memiirkan hal itu. Jujur saja, aku ingin fokus ke urusan sekolahku. Aku masih muda, jalanku masih sangat panjang. Namun, kalau nanti ada kesempatan kedua untukku, aku ingin sekali lagi debut sebagai anggota girlband lagi.” Manami tersenyum saat menjelaskannya.
Ryutaro mengangguk-anggukan kepalanya. “Sou ka. Demo, aku pikir kau masih bisa bersekolah di Horikoshi kok walaupun kau sudah keluar dari AKB48. Yah, itu kalau kau memang sudah bertekad untuk sekolah disana sih. Lagipula sayang kan kalau kau membuang kesempatan untuk bersekolah di Horikoshi.”
“Sepertinya kau sangat ingin aku bersekolah disana ya? Kau ingin aku masuk ke sekolah yang sama denganmu, eh?” selidik Manami.
“EEEHH? I-iie! A-aku tidak bermaksud begitu kok!” sanggah Ryutaro tergagap. “Aku hanya berpikir, akan sangat disayangkan kalau kau membuang kesempatanmu itu. Bisa bersekolah di sekolah ternama seperti Horikoshi adalah suatu kebanggaan bagi kita, deshou?” lanjutnya.
“Sou ka. Wakatta. Aku akan mempertimbangkan soal Horikoshi. Arigatou ne, Morimoto-kun.”
* * *
Bulan April akhirnya tiba. Ryutaro pun resmi mejadi siswa SMA Horikoshi. Setelah berpisah dengan Yama-chan, Chinen, dan Yuto karena kelas mereka ada di arah yang berbeda, Ryutaro berjalan menuju kelas barunya. 1-D. Tiba-tiba matanya menatap sosok yang dikenalnya sedang berdiri di depan pintu kelas. Menyadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya, sosok itu menolehkan wajahnya. Saat melihat Ryutaro, ia tersenyum tipis.
Sosok itu, Manami Oku.
“Ohayou!” sapanya.
“O-ohayou!” balas Ryutaro. “Akhirnya kau jadi sekolah disini?” tanyanya tak percaya.
“Begitulah. Tapi aku tetap akan keluar dari grupku. Tekadku sudah bulat soal itu,” jelas Manami.
“Sayang sekali,” jawab Ryutaro. “Lalu? Apa alasanmu sehingga kau memutuskan untuk bersekolah disini?” Ryutaro bertanya lagi.
“Lho? Bukankah kau yang setengah memaksaku untuk sekolah di Horikoshi saat kita bertemu di taman waktu itu?” Manami balas bertanya dengan wajah polosnya.
“EEEHH?”
Manami tertawa pelan. “Anyway, kita akan menjadi teman sekelas selama tiga tahun ke depan. Yoroshiku onegaishimasu,” katanya sambil sedikit membungkukan badan. Belum sempat Ryutaro menjawabnya, Manami sudah berlalu dari hadapan Ryutaro untuk masuk ke dalam kelas.
“Yoroshiku onegaishimasu,” jawab Ryutaro pelan. Sekilas senyum tampak di wajahnya.
Sepertinya kisah mereka berdua tidak akan selesai sampai disini, deshou?
[ o w a r i ]
Buat fansu AKB48 terutama fansu-nya Maa-chan, GOMEEENN !
Saya sebenernya tau soal AKB48 udah lama, tapi baru “bener-bener nyari tau” itu pas akhir-akhir ini aja. Jadi mungkin ada info yang salah soal AKB48 dan Maa-chan di FF ini.
Gomen atas ke-sotoy-an saya.
Saya ga tau pasti Maa-chan itu orangnya kayak gimana. Tapi seenaknya bikin karakter dia jadi kayak gini.
Sekali lagi, HONTOU NI GOMEN ! u__u
Trus buat fansu-nya Ryuu yang ga suka pairing ini juga, GOMEN NE~
Fanfic ini saya bikin atas imajinasi saya sendiri. Saya emang suka bikin pairing sendiri yang aneh-aneh =]
Yang terakhir, mohon maaf kalau ungkapan-ungkapan Jepangnya ada yang salah. Maklum saya masih dalam proses belajar ^^
Anyway,
comment = love + support !
saya kasih peluk dan cium pake tubuhnya ichiban masing-masing deh buat yang komen XD
lol
buat yang udah menyempatkan diri untuk baca fanfic ini, arigachuu~ ♥
current music : 너 말이야 by 5dolls
current location : salah satu warnet di deket rumah
current mood : galau milih jurusan PTN -,-
Read More......