Jul 18, 2009

[FF] Destiny Of Love #1

skitar 5 menit yg lalu, burut ngasih chat k mxit gw..
'niz, epepnya suruh d post d blog ktanya'
gag tau cpa yg request suruh post d blog,
tp saia ikuti aj kemauan burut tercintaah! *hueekz*
xP
baca en komet ya! WAJIB!!
*maksa mode on*

Destiny Of Love

Author ::
Park Tae Hee a.k.a Desy
Seo Ji Hye a.k.a Nisa


Cast ::
- Lee Ji Hee belongs to herself [dia adalah tokoh karangan kami, jadi keberadaannya hanyalah fiksi yang kami buat]
- Lee Min Ho belongs to himself
- Jung Yun Ho belongs to SM Entertainment
- Kim Sang Bum belongs to himself
and many more…

CHAPTER 1


Gelap… Sungguh sangat gelap…
Disini sangat gelap. Aku tak tau dimana ini. Yang ada hanya jalan lurus yang entah dimana aku dapat menemukan ujungnya. Aku hanya bisa berjalan terseok-seok karena kakiku terasa sangat berat. Bahkan aku harus menyeret kedua kakiku dan berpangku pada paha dan tanganku [‘ngesot’ maksudnya gituu]. Akh... aku sungguh sangat lelah.

“Omma, appa… Hiks hiks hiks… Jangan tinggalkan aku… Bangun omma, appa… Aku takut… Hiks hiks hiks… Ayo bangun…”
Akh… Lagi-lagi suara ini. Suara seorang gadis kecil yang sedikit familiar di telingaku. Tapi siapa? Aku tidak dapat mengingatnya. Lagipula darimana suara itu berasal? Sedikitpun aku tak dapat melihat apapun. Aku hanya melihat kegelapan. Yang ku tau, sekarang aku hanya perlu terus berjalan, mencari ujung jalan ini. Ya… Tapi, sampai kapan aku harus terus berjalan??

Akhh… Sakit… Sakit kepala ini muncul lagi. Sangat sakit. Akh… Tolong aku… Tolong….
“TIDDAAAAKK!!!”
Napasku menggebu-gebu dengan iringan detak jantungku yang kencang. “Akh… Mimpi ini lagi,” seruku dalam hati sambil meredakan napas dan mengumpulkan kesadaranku.

Setelah sedikit tenang, aku pun beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Namun pikiranku masih saja melayang ke mimpi-mimpi yang sudah menggangguku belakangan ini. Mungkin kalau dihitung-hitung, ini sudah yang ke-10 kalinya. Dan lagi aku masih belum tau arti dari mimpiku ini. Aissh, sungguh memusingkan saja.

* * * * * *


“Ji Hee-ah, kau sudah bangun? Kenapa pagi sekali? Dan lagi wajahmu sangat pucat,” sapa seorang lelaki tinggi, tampan dan tegap kepadaku. Dia langsung menghampiriku dan menyentuh keningku dengan punggung telapak tangan kanannya. “Mwo? Badanmu panas sekali! Apa kau sakit?” tanyanya padaku dengan wajah cemas, namun bagiku tidak sedikitpun menghapus ketampanannya.

“Oppa, aku tidak apa-apa,” selaku sambil menjauhkan tangannya dari keningku.
“Andwae.. Kau harus mengeceknya ke dokter. Aku akan menelepon temanku. Dia yang akan memeriksamu. Cepat kau ganti bajumu. Kita akan ke rumah sakit sekarang juga,” paksanya. Lalu dia mengeluarkan HP dari saku celananya dan mencoba untuk menelepon seseorang.

“Oppa, aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja. Kenapa harus ….”
“Ssstt… Kau jangan berisik. Cepat sana ganti bajumu! Ahh… annyeong, YunHo-ssi? Ini aku, MinHo …” Lelaki itu langsung berlalu dariku dan sibuk berbicara dengan seseorang yang diteleponnya itu.
Aku hanya pasrah dengan kelakuannya. Dia memang seperti itu sejak dulu, selalu membesar-besarkan hal yang tidak penting menurutku. Dia itu Lee MinHo, oppaku. Hanya dia satu-satunya keluargaku. Omma meninggal saat aku berusia 15 tahun karena penyakit paru-paru basahnya. Sedangkan appa sudah tiada semenjak aku dilahirkan. Setidaknya begitu, karena aku sendiri tidak dapat mengingat masa kecilku. Kata omma, aku mengalami kecelakaan saat aku berusia 7 tahun hingga menyebabkan aku hilang ingatan. Dulu keluarga kami sangat miskin jadi kami tidak mempunyai cukup uang untuk menyembuhkan lukaku waktu itu.

Tapi sekarang kehidupanku sudah jauh berbeda. Semenjak MinHo mendapat beasiswa di Universitas Kyunghee, kami berdua akhirnya menetap di Seoul dan mendapat kehidupan yang layak disini. Dengan kepintaran, kesopanan, dan keterampilannya, MinHo diangkat menjadi dokter di salah satu rumah sakit besar di Seoul. Dia memang sangat hebat. Semua orang suka padanya dan sangat mengaguminya, terlebih aku. Aku sangat menyayangi dan mencintainya sebagai seorang oppa dan seorang lelaki.

* * * * * *


Di rumah sakit…
“Oppa, kau sangat berlebihan. Sudah beberapa kali aku bilang aku baik-baik saja,” tegasku dengan wajah yang sedikit ku tekuk. Mungkin MinHo akan luluh jika aku sedikit merajuknya.
“Aniyo… Kau harus check up. Belakangan ini wajahmu pucat sekali, kau tau? Oppa itu selalu memperhatikanmu,” tegasnya sedikit membuat jantungku berdebar.

“Baik, aku akan mengikuti kemauan oppa. Biar oppa tau sendiri kalau aku ini baik-baik saja..”
“Ya, ya.. Setidaknya oppa akan lebih tenang jika kau sudah diperiksa oleh YunHo. Karena aku tau kalau dia adalah dokter terbaik disini.”
“YunHo? Aku belum pernah mendengar namanya. Apa dia dokter baru?” tanyaku sedikit aneh. Karena MinHo biasanya selalu menceritakan semua dokter-dokter yang ada disini, dan juga memperkenalkannya padaku. Namun seingatku tidak ada yang bernama YunHo.

“Dia teman lamaku saat masih kuliah dulu. Dia melanjutkan studynya di Jerman. Bahkan sudah menjadi dokter yang sukses disana. Sekitar dua minggu yang lalu, dia kembali ke Korea dan meninggalkan semua pekerjaannya di Jerman. Sekarang dia menjadi salah satu dokter disini. Aku sendiri tidak tau apa yang dipikirkannya. Dia meninggalkan semua kesuksesannya di Jerman untuk bekerja disini. Sungguh orang yang aneh,” ceritanya padaku. Aku sependapat dengannya. Memang sungguh orang yang aneh.

Aku dan MinHo disuruh menunggu di ruangan kerja YunHo. Katanya ia masih ada sedikit urusan. Aku jadi menduga-duga kalau dia itu orangnya membosankan, kelihatan tua, dan wajahnya sedikit keriput karena kebanyakan belajar. Hahahahaha…. Aku pasti tidak akan betah berlama-lama di dekatnya.
Tok.. Tok.. Tok.. Ceklek…

“Ahh... YunHo-ah…,” kata MinHo yang langsung beranjak dari tempat duduknya.
“Hai, lama tidak bertemu,” sapa laki-laki itu di ambang pintu.
“Kau semakin tampan saja,” sahut MinHo. Dia pun berpelukan dengan laki-laki tampan itu. Memang dia sangat tampan. Tubuhnya gagah dan sangat elegan. Benarkah ini yang bernama YunHo? Berarti aku salah menilainya. Bahkan sangat jauh dari perkiraanku.

“Oh iya. Kenalkan, ini dongsaengku, namanya Lee Ji Hee. Ji Hee, kenalkan ini YunHo,” MinHo memperkenalkan aku padanya.
Pandangan YunHo berpindah ke arahku. Dia tampak sedikit terkejut saat melihatku. “Tae Hye-ah??” bisik YunHo pelan.

“Hah? Tadi kau bilang apa? Aku tidak dengar,” tanyaku padanya agar dia mengulang kembali ucapannya.
“Aniyo… Maafkan aku. Sekilas kau mirip sekali dengan teman kecilku. Tapi itu tidak mungkin,” sangkal YunHo dengan wajah memerah. “Hmm, manaseo bangapsumnida, Ji Hee-ssi..”
“Ne, bangapsumnida..” jawabku.

Perkenalan kamu berlangsung cukup cepat. Karena YunHo langsung mengajakku untuk mulai melakukan general check up. Sepanjang melakukan check up, YunHo hanya diam dan tak banyak bicara denganku. Bahkan hampir mengabaikan aku. Hmm, mungkin memang sifatnya seperti itu. MinHo tidak ikut bersama kami karena sibuk dengan pekerjaannya. Tapi dia berjanji padaku akan kembali jika dia sudah selesai. Akh, aku merasa sangat bosan disini.

* * * * * *


Pukul 15.00 WK [Waktu Korea]
Aku sudah selesai dengan rentetan check up yang sangat rumit dan menyebalkan itu. Sekarang aku ada di kantor MinHo, menunggunya selesai bekerja. Kantor MinHo sangat simple, hanya ada sedikit barang-barang miliknya. Aku tertarik dengan foto di mejanya. Itu adalah fotoku dengannya saat kami berlibur di pantai. MinHo terlihat sangat tampan di foto itu. Kalau saja dia bukan oppaku, aku pasti akan langsung melamarnya. Hahahaha… pabo! Mana mungkin itu terjadi.

“Ji Hee-ah.. Kau sudah lama menugguku,” seru MinHo dari belakangku. Aku kaget dan langsung terbangun dari lamunanku.
“Oppa, kau mengagetkanku saja,” seruku.
“Kau sedang apa? Kau melamun ya? Ayoo, ngaku! Kau melamunkan aku ya?” godanya sambil mencubit pipiku.
“Ani… Oppa, kau ini narsis sekali,” jawabku dengan cemberut, namun sebenarnya hatiku berdegup kencang.

“Memang kenapa? Aku malah sangat senang kalau kau benar-benar memikirkanku. Asal kau tau, aku pun juga selalu memikirkanmu,” Wajahnya menatap lurus padaku. Tidaaakk… Aku tidak bisa berpikir lagi. Wajahku pasti sudah seperti tomat merah. Sekarang, apa yang harus ku lakukan??

ojik no hanaman bogo dutgo shipun gol.. nae ane norul salge hago shipun gol..” Bunyi ringtone ‘My Everything’ dari HP MinHo telah menyelamatkanku dari serangan ‘tatapan mata’ MinHo.
“Yeoboseo, YunHo-ssi? Ada apa?” MinHo pergi menjauh dari hadapanku. Akh.. untung saja ada telepon. Kalau tidak, aku pasti akan pingsan dengan tatapannya itu.
“Ji Hee-ah, YunHo memberitahuku kalau hasil lab mu akan keluar tiga hari lagi,” kata MinHo.

“Hmm,” jawabku singkat.
“OK, sekarang kita pulang. Nanti oppa akan memasak makanan untukmu.”
“Siaapp!” jawabku excited.

* * * * * *


3 hari kemudian…
“Tiddaaaaakk!!!! Haah.. haahh.. haah.. haahh..” [ngos-ngosan maksudnya]
Mimpi ini lagi. Sudah beberapa minggu ini mimpi ini terus membayangiku. Belum lagi kepalaku menjadi sangat sakit. Bahkan kadang aku tidak dapat melihat saat sakit kepala ini menyerang. Aku merahasiakan ini dari MinHo. Aku tidak ingin membuatnya cemas. Karena bagiku dia sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya.

Setelah mandi dan bersiap-siap, aku menuju ruang makan. Disana sudah ada MinHo yang menungguku di meja makan.
“Selamat pagi!” sapaku pada MinHo.
“Pagi! Cepat kau makan. Kita sudah ditunggu oleh YunHo pagi ini,” perintahnya.

Aku menghabiskan nasi goreng dan telur dadar yang dibuatkan oleh MinHo. Memang selalu dia yang memasak sarapan pagi. Makanan buatannya sangat lezat. Beruntung hanya aku yang memakannya. Jujur, aku tidak ingin berbagi dengan orang lain. Hehehehe… Betapa egoisnya diriku.

Di rumah sakit…
Seperti biasa, aku menunggu di kantor MinHo sementara dia pergi untuk menemukan YunHo. Entah karena angin apa, aku sangat penasaran dengan isi laci meja MinHo. Aku pun membuka laci itu pelan. Mataku langsung tertuju pada surat putih yang terlipat rapi di dalam sana. Aku pun memutuskan untuk melihat isi surat tersebut. Surat ini ditulis oleh MinHo. Aku bisa mengenali tulisan tangannya yang rapi dan indah. Perlahan aku mulai membuka dan membacanya.

To KimBum
Hai, apa kabar? Bagaimana kabar ahjuma? Pasti dia masih cerewet seperti dulu. Kau sudah selesai dengan studymu? Kapan kau mau mengunjungiku di Seoul? Aku tidak sabar ingin melihat wajahmu sekarang. Akh, sudah 7 tahun kita tidak bertemu. Pasti kau tambah tinggi sekarang.


“KimBum oppa??” pikirku. Aku pun mengingat-ingat 7 tahun yang lalu. Seorang pria yang dekat sekali dengan MinHo. Dia teman kecil MinHo. Sejak kami pindah ke Seoul, aku tak pernah mendengar kabarnya lagi.

Kau tau? Sekarang perasaanku sungguh kalut. Aku kadang tidak bisa mengontrol emosi dan hasratku. Jika berada di dekatnya, selalu saja membuatku ingin memeluknya. Seakan-akan aku lupa dengan statusku sekarang. Dia telah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Aku sungguh-sungguh mencintainya.


Jeggeeeerr!! Seakan-akan dunia runtuh dihadapanku. Tubuhku seakan bergetar kencang. Hatiku bagai terbelah menjadi dua. Siapa wanita itu?? MinHo mencintai seorang wanita? [ya iyalaah.. masa cowok?]. Kenapa aku tidak mengetahuinya? Entah aku harus senang atau sedih mengetahui oppaku mencintai orang lain. Tapi hatiku sekarang sangat sakit seperti ditusuk-tusuk oleh seribu jarum. Tanpa sadar mataku sudah memerah. Aku pun sudah tak sanggup membaca kelanjutan surat ini.

nan himi deulddehmyun lucky in my life.. geudehga ggoom chuh lum daga onehyo..” Akh.. HP-ku! “Yeoboseyo oppa? Ne oppa, aku akan segera kesana,” jawabku dengan suara yang sedikit parau. Namun aku mencoba biasa saja agar tidak menimbulkan kecurigaan.

MinHo meneleponku agar segera datang ke laboratorium. YunHo sudah menungguku disana. Selagi aku menuju lab, aku mencoba untuk menenangkan diri dan mencoba menghilangkan rasa sakitku. Selain itu, semenjak tadi kepalaku terasa sakit, walau tak sesakit tadi pagi. Aku masih dapat menahan rasa sakitnya. Aku berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Setelah berbelok kiri di ujung lorong ini, aku pun sampai di depan pintu laboratorium. Dengan terpaksa dan gugup, aku pun membuka pintunya. Ceklek!

“Ji Hee-ah, cepat masuk. Ada yang ingin aku tanyakan padamu,” seru YunHo setelah melihatku di ambang pintu. Aku berjalan melewati MinHo yang terduduk di kursi. Namun ia tidak menatapku.
“Apakah dulu kau pernah mengalami kecelakaan?” tanya YunHo dengan wajah serius.
“Ya, sekitar umur 7 tahun,” jawabku.

“Apa kau sering merasakan sakit di kepalamu akhir-akhir ini?” tanya YunHo lagi kepadaku tanpa mengubah ekspresi wajahnya itu.
“Hmm, ya. Sudah beberapa minggu kepalaku sakit. Bahkan akhir-akhir ini sakitnya makin parah,” jawabku jujur. Saat itu aku menoleh ka arah MinHo. Ia menatapku dengan penuh cemas dan sedih.
“Ini sungguh gawat! Penyakit yang di derita olehmu sangat serius. Namun aku belum yakin dengan hal ini,” kata YunHo dengan wajah yang lebih serius dan terlihat menyesal.

Wajahku menegang. Aku tak tau apa yang harus aku katakan. Sebegitu parahkah penyakitku ini?
“Apa itu, YunHo? Cepat beritahu aku!” seru MinHo dari belakangku. Aku menoleh untuk melihatnya. Wajahnya terlihat sangat kaget, melebihi aku. Dia telihat sedih campur marah. Aku takut. Belum pernah aku melihatnya seperti itu.

“Maafkan aku, mungkin aku salah. Tapi ini sudah aku cek berulang kali. Namun hasilnya tetap saja sama,” YunHo berhenti sejenak untuk menarik napas. “Ji Hee mengidap pembekuan otak stadium akhir.”

>>To Be Continued<<

kommentnya d tunggu yaa..
gomawo~ ^^

6 comments:

iyaz said...

mana Lanjutan'a~
tega'a bqin aq peasaran
hikz~
*mav,, lebay'a kumadh.. hehehe... v^^

Desy L said...

hwa iyaz duluan yg c0ment
it udah ad lnjutan'a kan?
dikit c
hehehe
sbr dah yaz
udah jd k0k chap 2.a
tgl d p0st aj
sbar y yaz

diyong said...

hmmm..crtax bkin pnsrn jg niy :D
knp pke skit pmbekuan otak sgla?
mati don ntr ji hee-nya??:@

anggrel said...

Lee Ji Hee, dari Seo JI hye & Park Tae HEE??
benarkah dugaanq?? :?
hwalah pembekuan otak, bakalan sad ending nich crita'a. .
tar pasti minho nyatain prasaan'a ma Ji Hee. .

sotoy kumad
main tebak" sndiri
*dgebukin author
hahahaha sudah kbiasaan kalo dah baca crita
yg 2 be continued :DD

Pussel Putri Selvia said...

lanjutannya mana :-/
penasaran :@

nisanisa said...

anggrel :
"Lee Ji Hee, dari Seo JI hye & Park Tae HEE??"
wuaaah~ pinter jg dikau !
wkwkwk~
:p

puss:
lanjutannya ntar yah ku post ^^
msh blom d ketik :)

thx uda pd baca en koment :$

 

~ DC Entertainment ~ Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez